Kamis, 11 November 2010

cyber counseling melalui Facebook


KONSELING FACEBOOK

A. Mengapa Konseling FaceBook?
            Salah satu yang menjadi landasan dalam penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah landasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet, dalam bentuk “cyber counseling”.Untuk kegiatan cyber counseling, idealnya sekolah atau konselor yang bersangkutan dapat menyediakan website tersendiri  yang dipergunakan khusus untuk kepentingan Bimbingan dan Konseling bagi para siswanya. Namun untuk saat ini upaya menyediakan website khusus untuk kepentingan Bimbingan dan Konseling ini tampaknya di Indonesia masih menjadi kendala, baik karena faktor biaya maupun kesiapan sumber daya. Oleh karena itu perlu dipikirkan cara yang lebih praktis untuk menyediakan layanan cyber counseling ini. Salah satu alternatif yang mungkin dapat ditempuh yakni melalui pemanfaatan FaceBook sebagai salah satu media konseling.
            Untuk memahami apa itu FaceBook, berikut ini sekilas informasi tentang Facebook yang penulis ambil dari berbagai sumber. Wikipedia menginformasikan bahwa Facebook adalah situs web jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School. Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat e-mail suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini.
            Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat e-mail apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis.
            Hingga Juli 2007, situs ini memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari September 2006 hingga September 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serikat, mengungguli situs publik lain seperti Flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap harinya.
            Tak terkecuali di Indonesia, saat ini FaceBook telah menjadi trend yang banyak diminati oleh semua kalangan sebagai media pertemanan secara online. Meski belakangan kehadirannya sempat mengundang kontroversi dan nyaris diharamkan oleh sebagian para ulama karena mungkin dianggap sudah terjadi distorsi dari tujuan awal kehadiran FaceBook sebagai media pertemanan.
            Trend penggunaan FaceBook di Indonesia memang sangat beragam, mulai dari sekedar  ngobrol ngalor-ngidul tak menentu hingga penyampaian informasi yang serba serius. Dari hasil penelusuran dalam FaceBook yang pernah penulis lakukan ternyata sudah ada beberapa teman konselor yang menjadi FaceBooker, namun tampaknya belum sepenuhnya keanggotaan dalam FaceBook-nya dijadikan sebagai media yang dapat menunjang tugas dan pekerjaannya sebagai konselor di sekolah.
            Oleh karena itu, melalui tulisan ini, penulis berusaha menawarkan gagasan bagaimana memanfaatkan kehadiran FaceBook sebagai salah satu media yang dapat mengoptimalkan peran konselor di sekolah dalam rangka pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

B. Apa Konseling FaceBook itu?
            Yang dimaksud dengan Konseling FaceBook di sini penulis artikan sebagai bantuan psikologis kepada siswa (konseli) secara online melalui FaceBook agar siswa dapat memahami, menerima, mengarahkan, mengaktualisasikan dan mengembangkan dirinya secara optimal.
            Layanan yang diberikan melalui Konseling FaceBook ini bisa mencakup semua fungsi-fungsi layanan bimbingan dan konseling, baik pencegahan, pemahaman, pengembangan, penempatan atau bahkan pengentasan.
            Fungsi pencegahan dan pemahaman dapat dilakukan melalui penyajian berbagai informasi yang sekiranya dibutuhkan siswa. Dalam FaceBook disediakan fasilitas untuk menyajikan informasi yang dapat diakses oleh seluruh komunitas.
            Sumber informasi tidak hanya berasal dari konselor semata tetapi juga dimungkinkan bersumber dari siswa untuk dibagikan kepada anggota komunitasnya. Informasi yang disajikan dapat juga dilakukan dengan mengambil tautan (link) yang tersedia di internet, yang mungkin jauh lebih kaya dibandingkan  offline, baik untuk bidang pribadi, sosial, akademik maupun karier.
            Fungsi pengembangan juga dapat dilakukan dalam FaceBook ini, misalnya membangun kebiasaan interaksi sosial secara positif dengan komunitas FaceBook-nya, atau menyalurkan berbagai  pemikiran  yang ada dalam diri setiap siswa dengan cara menuliskannya dalam FaceBook yang dikelolanya.
            Sementara fungsi pengentasan dapat dilakukan melalui chatting secara online yang telah disediakan dalam FaceBook, dimana konselor dan  konseli dapat berinteraksi langsung. Salah satu keunggulan dari FaceBook  yaitu adanya jaminan privacy, yang memungkinkan untuk dilaksanakannya konseling perorangan, dengan terjaga kerahasiaannya. Fungsi pengentasan tidak hanya melalui interaksi konselor-konseli (siswa), tetapi juga dilakukan antar konseli (siswa), dimana siswa dapat saling berbagi dengan teman-teman yang dipercayainya.
            Kendati demikian, kehadiran Program Konseling FaceBook di sekolah bukan dimaksudkan menggeser konseling konvensional, tetapi lebih dimaksudkan untuk melengkapi dan menunjang tugas-tugas pelayanan konseling konvensional agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
C. Bagaimana Penyelenggaraan Konseling FaceBook itu?
            Program Konseling facebook berbeda dengan keanggotaan dalam FaceBook pada umumnya, didalamnya membutuhkan kegiatan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang terorganisir, serta evaluasi yang jelas.
            Dalam perencanaan, perlu dilakukan sosialisasi kepada berbagai pihak terkait, terutama kepada siswa dan juga pihak manajemen sekolah, sehingga program Konseling FaceBook mendapat dukungan dari berbagai pihak.
            Dalam pelaksanaan, konselor bertindak sebagai Admin dari Program Konseling FaceBook di sekolah, yang akan mengelola jalannya Program Konseling FaceBook. Selain itu, konselor juga terutama bertindak sebagai tenaga ahli yang selalu siap memberikan bantuan psikologis kepada anggota komunitas yang tergabung dalam Program Konseling FaceBook.
            Program Konseling FaceBook juga perlu dilakukan evaluasi baik evaluasi program, proses maupun produk. Data dari hasil evaluasi dapat  digunakan untuk kepentingan perbaikan dan pengembangan Program Konseling FaceBook berikutnya.
            Secara teknis, berikut ini beberapa pemikiran penulis tentang bagaimana menyelenggarakan Konseling FaceBook:
1. Pemahaman dan Penguasaan Konselor tentang FaceBook
            Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, untuk dapat menyelenggarakan Konseling FaceBook ini, terlebih dahulu konselor perlu memahami seluk beluk dalam mengoperasikan FaceBook, yang dapat dilakukan melalui belajar secara online melalui berbagai situs yang ada atau belajar kepada pihak lain yang sudah terbiasa menggunakan FaceBook. Dalam Konseling FaceBook, konselor bertindak sebagai Admin dari komunitas Bimbingan dan Konseling yang dikelolanya, yang bertugas men-setting  FaceBook yang dikelolanya dan bertanggung jawab penuh terhadap kelancaran dan keberhasilan penyelenggaraan Konseling FaceBook
2. Keanggotaan
            Idealnya keanggotaan Konseling FaceBook dapat diikuti oleh seluruh siswa (konseli) yang menjadi tanggung jawab konselor yang bersangkutan, kendati demikian sebaiknya untuk keanggotaan ini tidak perlu dipaksakan tetapi harus berdasarkan asas sukarela. Dalam hal ini konselor berkewajiban mensosialisasikan program Konseling FaceBook kepada para siswanya sehingga siswa terpahamkan dan dapat secara sukarela tertarik untuk bergabung  dalam Program Konseling FaceBook.
            Hal lain yang harus diperhatikan dalam keanggotaan Konseling FaceBook bahwa keanggotaan dalam Konseling FaceBook seyogyanya bersifat eksklusif, artinya terbatas hanya bisa diikuti oleh para siswa yang menjadi tanggung konselor yang bersangkutan. Oleh karena itu kepada siswa, yang sudah bergabung dalam komunitas Konseling FaceBook sebaiknya  tidak diijinkan untuk meng-add (menambah) anggota secara sembarangan, karena menambahkan anggota secara sembarangan dapat merusak kohesivitas kelompok yang sudah terbentuk.
3. Waktu PelayananKonseling
            Salah satu kendala pelayanan konseling di sekolah saat ini adalah waktu pelayanan (khususnya untuk kepentingan konseling perorangan) yang kerapkali berbenturan dengan kegiatan belajar-mengajar siswa di kelas. Sementara jika pelayanan konseling dilakukan di luar jam efektif pun, para konselor seringkali merasa  berkeberatan, karena berbagai alasan tertentu. Oleh karena itu, Konseling FaceBook tampaknya bisa dijadikan sebagai alternatif mengatasi benturan waktu ini. Waktu pelayanan konseling  melalui Konseling FaceBook bisa jauh lebih fleksibel.  Untuk kepentingan pelayanan kepada siswa (konseli) diharapkan konselor bisa  menyediakan waktu khusus online yang terjadwal, untuk memberikan kesempatan kepada  siswa berinteraksi langsung dengan konselor.
4. Menentukan Aturan Main (Rule of The Game)
            Untuk menyelenggarakan  Konseling FaceBook terlebih dahulu perlu dirumuskan aturan main yang harus ditaati oleh konselor sebagai admin maupun siswa sebagai anggota. Selain aturan main yang ditentukan oleh FaceBook (term of services) itu sendiri, juga perlu dibuat aturan khusus terkait dengan penyelenggaraan Konseling FaceBook, yang didalamnya dapat terpenuhi asas-asas konseling, misalnya: pemenuhan asas kerahasiaan dimana  setiap siswa yang sudah bergabung dalam komunitas Konseling FaceBook dapat berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan atas setiap informasi yang berkembang dalam Konseling FaceBook. Demikian pula dengan pemenuhan asas-asas  bimbingan dan konseling lainnya.
            Silahkan selamat mencoba dan berinovasi. Saya  percaya dengan segenap kreativitas yang Anda miliki pasti akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari sekedar apa yang saya paparkan di atas.
(akhmadsudrajat)

Bimbingan Konseling perkembangan



BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan suatu layanan yang memberikan suatu pengembangan yang efektif kepada setiap individu yang berkaitan dengan pengembangan ketrampilan, pengetahuan, dan sikap dalam bidang pribadi-sosial, akademik, dan karir yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan setiap individu.
Setiap individu perlu mengembangkan diri nya supaya lebih dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya untuk memperoleh hasil yang maksimal di masa yang akan datang.
  1. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini antara lain sebagai berikut :
  1.  
    1. Untuk mengetahui definisi dari bimbingan dan konseling perkembangan,
    2. Untuk mengetahuivisi dan misi dari bimbingan dan konseling perkembangan,
    3. Untuk mengetahui program dari bimbingan dan konseling perkembangan,
    4. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling.

BAB II
PEMBAHASAN
  1. Definisi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap semua individu yang berkaitan dengan pengembangan ketrampilan, pengetahuan, dan sikap dalam bidang pribadi-sosial, akademik, dan karir yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan mereka.
Konsep bimbingan dan konseling perkembangan mengandung implikasi bahwa target layanannya menjadi tidak sebatas individu saja, melainkan akan tertuju kepada semua individu dalam berbagai kehidupan di dalam masyarakat. Perkembangan yang sehat atau optimal dalam pengembangan perilaku efektif harus terjadi pada setiap diri individu dalam berbagai tatanan lingkungan. Dengan demikian bimbingan dan konseling menjadi terarah kepada upaya membantu indvidu untuk lebih menyadari dirinya dan cara-cara ia merespon lingkungannya, mengembangkan kebermaknaan pribadi dalam perilakunya dan mengembangkan serta mengklasifikasi perangkat tujuan dan nilai-nilai perilaku pada masa yang akan datang. Strategi layanan bimbingan dan konseling menjadi terarah kepada upaya menata dan menciptakan ekologi perkembangan atau lingkungan belajar yang memfasilitasi perkembangan individu.
Bimbingan dan konseling perkembangan didasarkan pada beberapa asumsi diantaranya ;
1.Watak dasar manusia mendorong individu ke arah perkembangan diri secara positif dan berurutan
2. Konseli bukanlah individu yang sakit
3. Konseling dipusatkan pada situasi saat ini dan yang akan dating
4. Konseli bukanlah pasien
5. Konselor/guru BK bukanlah individu yang netral/bebas nilai-nilai
6. Konseli adalah individu yang unik untuk mengembangakan identitas dirinya
dan mengintegrasikannya kedalam gaya hidupnya
Tujuan Bimbingan dan Konseling Perkembangan
1.Membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, kemampuan, bakat, minat, dan cita-citanya..
2.Mengenal lingkungan dirinya yang meliputi lingkungan pendidikan, pekerjaan, sosial kemasyarakatan, dan alam.
3.Membuat keputusan dan pilihan secara realistis.
4.Merumuskan rencana pribadinya yang berkaitan dengan rencana pendidikan, karir, dan rencana kehidupan lainnya
5.Mewujudkan potensi dan mengembangkan minat dan cita-citanya.
6.Membantu individu agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, akademik, dan karir sebagai berikut (Pedoman Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia, 2007).
Topik-topik dalam pelayanan dasar bimbingan ;
1. Tugas Perkembangan diri sebagai individu yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa meliputi topik-topik ;
-memahami secara lebih luas dan mendalam, meyakini dan menjalankan kaidah-kaidah agama yang dianutnya (bimb. Pribadi)
-memahami, menjalankan, hubungan sosial berdasarkan kaidah-kaidah agama yang dianut (Bimbingan sosial)
-memahami dan mewujudkan kegiatan-kegiatan belajar sesuai dengan kaidah-kaidah ajaran agama (Bimbingan belajar)
-memahami dan menjalankan kaidah-kaidah agama dalam pengarahan diri untuk pengembangan karir
2. Tugas Perkembangan ; mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat, meliputi topik-topik ;
- memahami dan menerima perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri (bimb. Pribadi)
-memahami dan menjalankan pola hidup sehat (bimb. Pribadi)
-memahami bahwa perubahan fisik dan psikis mempengaruhi hubungan sosial serta bersikap empati kepada orang lain yang sedang mengalami perubahan fisik dan psikis (bim. Sosial)
-memahami pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap kegiatan belajar serta mampu mengatasi kesulitan yang terjadi akibat perubahan fisik dan psikis dalam kegiatan belajar (bim. Belajar)
-memahami bahwa kondisi fisik dan psikis mempengaruhi pengembangan persiapan karir serta mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan karir (bimb. Karir)
-mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita
-memahami, menerima dan menjalankan peran pribadi dalam kelompok sebaya sebagai pria atau wanita (bimb. Pribadi)
-mampu menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya sesaui perannya sebagai pria atau wanita (bim. Sosial)
-Mewujudkan pengaruh positif dan menghindari pengaruh yang negatif dari hubungan teman sebaya terhadap kegiatan belajar (bimb. Belajar)
-memanfaatkan hubungan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karir dan memahami bahwa pria dan wanita mempunyai kedudukan yang sama dalam bekerja dan mengembangkan karir
3. Tugas perkembangan ; memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas
- memahami dan menjalankan nilai dan cara bertingkah laku pribadi dalam kehidupan diluar kelompok sebaya (bimb. Pribadi)
-memahami dan mampu menerapkan nilai-nilai dan cara berperilaku sosial dalam kehidupan diluar kelompok sebaya (bimb. Sosial)
-memahami pengaruh hubungan dalam kehidupan sosial yang lebih luas terhadap kegiatan belajar serta mewujudkan pengaruh positif dan menghindari pengaruh negatif dari hubungan dalam kehidupan sosial yang lebih luas terhadap kegiatan belajar
4. Mengenal bakat, minat, serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni
- Memahami kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki dan arah kecenderungan
karir sesuai dengan bakat dan minat (bimb. Pribadi).
-Mengenal aspek-aspek sosial terhadap kemampuan , bakat dan minat (bimb. Sosial)
- Memahami aspek-aspek sosial dalam pengembangan karir dan dalam apresiasi seni (bimb. Sosial)
-Memahami pengaruh positif kemampuan, bakat dan minat sendiri terhadap kegiatan belajar serta pengaruh positif apresiasi seni terhadap kegiatan belajar (bimb. Belajar)
-memahami pengaruh kemampuan, bakat dan minat terhadap karir (bimb. Karir)
-mampu mengarahkan kecenderungan karir sendiri sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat (bim. Karir)
-mampu mengapresiasi berbagai jenis karir dalam bidang seni (bimb. Karir

  1. Visi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Visi pelayanan bimbingan dan konseling perkembangan antara lain adalah sebagai berikut :
1.Bimbingan dan Konseling sebagai ilmu dan profesi harus mampu memberikan sumbangan bagi dunia Pendidikan Nasional dan kehidupan masyarakat pada umumnya. Visi BK tidak lagi dibatasi pada setting sekolah, melainkan menjangkau bidang di luar sekolah yang memberikan nuansa dan corak pada penyelenggaraan pendidikan yang lebih sensitif, antisipatif, proaktif dan responsif terhadap perkembangan peserta didik dan warga masyarakat.
2.Dari sudut pandang BK sebagai profesi bantuan (helping profesion) layanan Bimbingan dan Konseling seharusnya diabdikan bagi peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan dengan cara memfasilitasi perkembangan individu atau kelompok individu sesuai dengan kekuatan, kemampuan potensial aktual, serta kelemahan dan hambatan serta kendala yang dihadapi dalam perkembangan dirinya. Pandangan terhadap manusia dari segi potensinya yang positif adalah sesuatu yang memberikan ciri pada Bimbingan dan Konseling dalam konteks pendidikan, dan membedakan dari perspektif medis/klinis yang cenderung melihat dari sudut patologi.
3.Bimbingan dan Konseling tidak lagi hanya dipelajari sebagai perangkat teknik, melainkan sebagai kerangka berpikir dan bertindak yang bernuansa kemanusiaan dan keindividuan. Nuansa dimaksud lebih tampak dalam masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society) yang menempatkan orientasi kemanusiaan dan belajar sepanjang hayat sebagai sentral feature dari kehidupan masyarakat masa kini dan yang akan datang. Proses pendidikan tidak lagi sebagai proses parsial, melainkan merupakan proses holistik yang memadukan domain belajar, yang memadukan pendidikan umum dan kejuruan sebagai satu kontinum pengetahuan, nilai, kompetensi dan keterampilan. Dalam perspektif ini, Bimbingan dan Konseling memiliki peran membantu masyarakat kebutuhan belajar baru dan memberdayakan mereka dalam memperoleh keseimbangan hidup, belajar dan bekerja. Bimbingan dan Konseling menjadi proses sepanjang hayat (life long counseling) yang dapat diakses secara kelanjutan oleh seluruh lapisan masyarakat berorientasi holistik, mampu menyediakan layanan dalam rentang yang luas dan bervariasi, termasuk kelompok warwa masyarakat yang tak beruntung.
4.Pendekatan BK bergeser dari supply-side ke demand-side dengan melakukan upaya proaktif kepada masyarakat yang menjadi target layanan, menggunakan berbagai sumber dan teknologi informasi untuk memperkaya peran profesional, mengembangkan manajemen informasi dan jaringan kerja konselor serta memanfaatkan berbagai jalur dan setting layanan.
5.Profesi BK harus senantiasa terbuka untuk berkembang selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta tuntutan lingkungan akademis dan profesional, sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia pendidikan nasional dan kehidupan manusia pada umumnya.
Selain itu juga Visi BK Perkembangan antara lain :
  1.  
    1. Terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
    2. Mengembangkan potensi, kompetensi, atau tugas- tugas perkembangan peserta didik secara optimal, sehingga menjadi seorang pribadi manusia yang memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sikap dan kemampuan profesional yang pada gilirannya akan mampu menyukseskan pembangunan nasional dan bersaing dalam era global.
    3. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak lepas dari nilai-nilai yang terkandung dalam agama, falsafah negara, perundang-undangan, konsep-konsep bimbingan.
    4. Layanan bimbingan merupakan tugas bersama semua personel sesuai dengan kinerjanya masing-masing.
    5. Bimbingan dan konseling diorientasikan kepada pengembangan pribadi individu yang berkemampuan belaja dalam berinteraksi secara sehat dan benar dalam lingkungannya.
  1. Misi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk memberikan bantuan kepada individu untuk mengenal dan memahami diri dan lingkungan, mengarahkan diri, membuat alternatif pilihan dan mengambil keputusan dalam pemecahan masalah secara lebih tepat dalam rangka menuntaskan tugas-tugas perkembangan serta mewujudkan dirinya secara optimal. Layanan bimbingan dan konseling tidak hanya berurusan dengan perilaku salah suai atau bermasalah, juga tidak sekedar mencegah dasa perilaku bermasalah, melainkan mengembangkan aspek- aspek kepribadian secara menyeluruh.
Misi pelayanan bimbingan dan konseling perkembangan antara lain adalah sebagai berikut :
1.Misi edukatif, yaitu mendidik individu di dalam masyarakat dengan mengembangkan perilaku-perilaku efektif, baik perilaku jangka panjang, jangka pendek maupun keseharian.
2.Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi perkembangan individu di dalam masyarakat ke arah perkembangan optimal melalui strategi dan pendekatan psiko-paedagogis sebagai upaya pengembangan lingkungan, pengembangan individu dan/atau lingkungan belajar.
3.Misi Pengentasan Masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
  1. Program Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Program bimbingan dan konseling perkembangan yang komprehensif terdiri atas beberapa elemen dan komponen yang harus disinergikan agar dapat mencapai tujuan yag ditetapkan secara efektif dan efisien. Untuk itu perlu dikelola secara sistematis melalui perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi (Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia, 2007)
Program bimbingan dan konseling perkembangan antara lain :
  1.  
    1. Perencanaan
Perencanaanprosedur dan keputusan yang membantu konselor/guru BK antara lain :
a.Mengidentifikasi visi dan misi serta tujuan sekolah, sarana dan prasarana pendukung program bimbingan, dan kebijakan pimpinan sekolah
b.Mengidentifikasi karakteristik siswa dan kebutuhannya terhadap layanan bimbingan dan konseling. Hasil identifikasi menjadi masukan bagi perancangan program bimbingan dan konseling.
2. Perancangan
Perancangan program bimbingan dan konseling dengan menetapkan elemen dan komponen program bimbingan dan konseling perkembangan yang komprehensif terdiri dari :
a. Rasionel ;
Pada bagian rasionel, konselor mengemukakan ;
1. Dasar pemikiran tentang pentingnya program bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah
  1.  
    1. Alasan-alasan pentingnya individu mencapai penguasaan kompetensi sebagaimana yang dihasilkan program bimbingan dan konseling
3.Kesimpulan hasil analisis kebutuhan individu dan lingkungannya serta dukungan teori terkini dan kecenderungan profesi terhadap program dan rancangannya
4.Dan hal-hal lain yang dianggap relevan
3. Rencana Operasional (action Plan)
Rencana kegiatan (action plan) diperlukan untuk menjamin pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Rencana kegiatan adalah uraian detail dari program yang menggambarkan isi komponen program, baik kegiatan disekolah maupun diluar sekolah, untuk memfasilitasi individu mencapai tugas perkembangan tertentu.
Rencana operasional tersebut akan terwujud dengan melakukan aktifitas sebagai berikut;
1.Menetapkan aktifitas layanan bimbingan dan konseling yang didasarkan pada tujuan yang diharapkan dicapai individu
2.Menetapkan strategi pelayanan untuk membantu individu mencapai tujuan bimbingan yang diharapkan
3.Menetapkan alokasi waktu, biaya dan sarana prasarana yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan layanan bimbingan konseling
4.Menetapkan pelaksana layanan bimbingan dalam upaya membantu siswa menguasai kompetensi yang diharapkan dicapai
5.Menetapkan prosedur dan kriteria evaluasi keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling
6.Menyusun rancangan kegiatan bimbingan dan konseling dalam bentuk matrik atau lainnya sebagai program layanan bimbingan dan konseling selama satu tahun atau satu semester atau satu minggu atau satu hari. Rancangan tersebut sebagai program tahunan, program semester, program mingguan, program harian.
7.Menuliskan rancangan program bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan dan kemudian mengirimkan rancangan program bimbingan dan konseling tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperoleh masukan dan partisipasi mereka dalam pelaksanaannya

Rabu, 10 November 2010

Manfaat Teknologi Informasi Komunikasi Bagi Mahasiswa / Siswa


Manfaat Teknologi Informasi Komunikasi Bagi Mahasiswa / Siswa


        mendukung proses belajar, meneliti, pengabdian masyaratkat dan pengembangan kepribadian mahasiswa/siswa
        fasilitas TIK untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat positif
        dan menjauhi penyalah-gunaan pemanfaatan fasilitas TIK.

Pemanfaatan Fasilitas TIK yang Positif Pemanfaatan Fasilitas TIK yang Positif
         Pemanfaatan internet untuk survei, studi eksplorasi, mencari data, informasi atau dokumen elektronik yang berharga, dll.
         Pemakaian email dan messaging dengan memperhatikan etika.
         Publikasi pengumuman, makalah, materi ajar, program aplikasi gratis, data, dll. yang dinilai bermanfaat bagi masyarakat luas pada situs web (website).
         Penyelenggaraan kompetisi ilmiah, seni, ketangkasan secara on line yang bernilai
positif bagi masyarakat luas.

Pemanfaatan Fasilitas TIK yang Negatif

          Memberikan account pribadi kepada orang lain dengan tujuan agar orang tersebut dapat membantu mengerjakan tugas-tugas kuliah yang seharusnya dikerjakan sendiri.
          Men- download data berukuran sangat besar (misalnya video) yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan materi pembelajaran, sehingga “memadati” lalu-lintas jaringan dan mengganggu pengguna jaringan yang lain.
          Bermain online game (via internet) yang tidak ada kaintannya dengan materi atau kegiatan pembelajaran.
          Mengakses (men- download) maupun mempublikasikan tulisan, gambar, suara, video, dll. yang  asusila (porno) atau tidak etis.
          Mempublikasikan hasil karya orang lain dengan melanggar hak cipta.


MANFAAT PENGGUNAAN MEDIA DALAM KONSELING
          Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan keingintahuan dan memberikan variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi lebih menarik;
          Akan meningkatkan kunjungan ke web site, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan siswa;
          Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan bijaksana terhadap materi yang diberikan;
          Akan memunculkan respon yang positif terhadap penggunaan email;
          Tidak akan memunculkan kebosanan;
          Dapat ditemukan silabus, kurikulum dan lain sebagainya melalui website; dan
          Terdapat pengaturan yang baik


Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi Pendampingan Siswa

Program software power point
         Konselor dapat memasukkan gambar-gambar yang bergerak, bahkan konselor bisa melakukan insert gambar-gambar yang ada di sebuah film.
         Sasaran dari sebuah tujuan bimbingan dapat tercapai dengan optimal.
         Lebih menarik dan tidak membosankan.

Penggunaan Movie Maker

         Bimbingan lebih menarik
         Siswa lebih tertarik untuk memperhatikan layanan bimbingan
         Konselor menjadi kreatif untuk menampilkan hal-hal yang menarik lagi
         Siswa lebih dapat mencapai tujuan yang ingin diocapai oleh konselor.


Kesimpulan
         Media bimbingan dan konseling saat ini telah berkembang dengan pesat sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan manusia yang semakin meningkat;
         Media bimbingan dan konseling seperti internet akan menyediakan data atau informasi yang akurat bagi siswa;
         Hubungan konseling memerlukan empati, sehingga penggunaan media sebaiknya
         terbatas pada usaha perolehan data dan informasi saja;
         Untuk mempergunakan media bimbingan dan konseling perlu diperhatikan budaya yang dimiliki oleh siswa, sehingga pemilihan media bimbingan dan konseling akan efektif;
         Perlu pelatihan atau peningkatan kompetensi konselor dalam menguasai teknologi informasi



Manfaat E-learning

          Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
          Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (interactivity enhancement).
          Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).
          Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as






penggunaan internet bagi Konselor


BAB I
PENDAHULUAN
   
A. Latar Belakang Permasalahan
Dunia telah berubah. Dewasa ini kita hidup dalam era informasi / global. Dalam era informasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu. Berbeda dengan era agraris dan industri, kemajuan suatu bangsa dalam era informasi sangat tergantung pada kemampuan masyarakatnya dalam memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan produktifitas. Karakteristik masyarakat seperti ini dikenal dengan istilah masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Siapa yang menguasai pengetahuan maka ia akan mampu bersaing dalam era global. Oleh karena itu, setiap negara berlomba untuk mengintegrasikan media, termasuk teknologi informasi dan komunikasi untuk semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegaranya untuk untuk membangun dan membudayakan masyarakat berbasis pengatahuan agar dapat bersaing
           Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), dilaksanakan melalui berbagai macam layanan. Layanan tersebut saat ini, pada saat jaman semakin berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan dan konsling dengan cara-cara yang lebih menarik, interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.
B.  Rumusan dan Pertanyaan
1. Pengertian teknologi informasi secara umum?
1.Bagaimana penggunaan teknologi informasi dalam BK?


C. Tujuan dan Manfaat Pembahasan
Mengetahui apa yang dimaksud sistem teknologi informasi itu sendiri. Selain itu juga mengetahui apa sesungguhnya hakekat sistem informasi dalam BK dan mengetahui seberapa pentingnya sistem teknologi dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling.
















BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu  bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan pemrosesan tertentu (Haag dan Keen, 1996). Teknologi informasi tidak hanya sebatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi (Martin, 1999).

 Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video (Williams dan Sawyer,2003 Dari ketiga pengertian di atas, maka pengertian teknologi informasi dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu (brainware)
B. Penggunaan Teknologi Informasi dalam BK
Penggunaan teknologi informasi khususnya komputer kini sudah menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga ke sekolah lanjutan atas dan sekolah kejuruan. Namun demikian yang paling besar pengaruhnya adalah di Perguruan Tinggi, di mana hampir semua perguruan tinggi di Indonesia sudah memanfaatkan teknologi ini dalam perkuliahannya, baik melalui tatap muka maupun secara online. Sebagai contoh seorang dosen dalam menyampaikan materinya tidak hanya mengandalkan media konvensional saja, melainkan sudah menggunakan unsur teknologi di dalamnya. Biasanya seorang dosen atau guru di PT tertentu dalam menyampaikan materi kuliah ditampilkan dalam bentuk slide presentasi dengan bantuan komputer. Dengan teknologi ini mahasiswa atau siswa bisa mengikuti mata kuliah dengan baik, karena materi yang disampaikan selain mengandung materi yang berbobot juga mengandung unsur multimedia yang bisa menghibur. Di mana dengan bantuan komputer yang dihubungkan dengan multimedia projector seorang dosen tidak perlu menekan tombol keyboard atau papan ketik melainkan cukup menekan remote control yang dipegangnya.
C. Komponen Sistem Teknologi Informasi
Sistem Teknologi Informasi adalah sistem yang terbentuk sehubungan dengan penggunaan teknologi informasi. Komponen utama Sistem Teknologi Informasi yaitu :
1.      Hardware ( perangkat keras )
2.      Software ( perngkat lunak)
3.     Brainware (orang yang membuat, menggunakan dan memelihara sistem).
D. Klasifikasi Sistem Teknologi Informasi
Sistem teknologi informasi dapat diklasifikasikan berdasarkan:
1. Klasifikasi Menurut Fungsi Sistem
a.         Embedded IT System yaitu sistem teknologi informasi yang melekat pada produk lain. Contoh sistem pada lift berfungsi untuk mengendalikan gerakan lift.
b.        Dedicated IT System yaitu sistem teknologi informasi yang dirancang untuk melakukan tugas-tugas khusus. Misalnya ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dirancang khusus untuk melakukan transaksi keuangan nasabah bank.
c.         General Purpose IT System yaitu sistem teknologi informasi yang digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas yang bersifat umum. Misalnya sistem komputer yang disebut PC[2].
2.  Klasifikasi Menurut Cara Melayani Permintaan
Pada lingkungan yang memiliki sejumlah komputer yang saling berhubungan, dikenal dengan istilah client/server. Server adalah komputer/software yang bertugas melayani permintaan komputer yang berkedudukan sebagai client. Contoh: web server. Client adalah komputer yang memanfaatkan layanan yang disediakan server.
E. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam BK
Sebagai salah satu profesi yang memberikan layanan sosial atau layanan kemanusiaan maka secara sadar atau tidak keberadaan profesi bimbingan konseling berhadapan dengan perubahan realitas baik yang menyangkut perubahan-perubahan pemikiran, persepsi, demikian juga nilai-nilai. Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan, mendorong konselor perlu mengembangkan awareness, pemahaman, dan penerapannya dalam perilaku serta keinginan untuk belajar, dengan diikuti kemampuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan yang serupa. Konselor akan menjadi agen perubahan serta pembelajar yang bersifat kontinyu. Layanan Bimbingan dan Konseling menjadi sangat penting karena berhubungan langsung dengan siswa. Hubungan ini tentunya akan semakin berkembang pada hubungan siswa dengan siswa lain, guru dan karyawan, orang tua / keluarga, dan teman-teman lain di rumah. Selanjutnya bagaimana pengaruhnya dengan pembelajarannya di sekolah, sosialisasi dengan teman, saudara baik di sekolah dan di rumah. Dan tentu saja dengan prestasinya di bidang akademik dan non akademik.
Berarti layanan bimbingan dan konseling harus didukung sistem yang baik sehingga Layanan ini bisa dilaksanakan dengan lebih komprehensif. Dukungan layanan ini dapat diperoleh dari tersedianya data yang akurat yang sepertinya untuk saat ini sangat tepat apabila data tersebut didapatkan dari system komputasi. Agar bisa bertahan dan diterima oleh masyarakat, maka bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam bentuk yang efisien dan efektif yatiu dengan menggunakan ICT atau dengan kata lain harus melibatkan teknologi informasi, khususnya teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling.
Dunia teknologi telah merajai dunia, siapa yang menguasai teknologi maka ia menguasai dunia. Nampaknya juga BK harus mensinergiskan dengan teknologi yang sedang berkembang. Pesatnya komputer dan penyebarannya ternyata tidak berbanding lurus dengan perkembangan dunia konseling. Berbagai masalah dan tantangan dalam menggunakan ICT dalam dunia konseling dapat dikemukakan oleh pendapatnya Rahardjo (2000), Hardhono (2002) dalam ( nurhudaya; 2005) antara lain:
1. Keragamaan teknologi
2. Kurang mampu membeli ICT
3. Kurang kesadaran akan ketepatan penggunaan ICT
4. Informasi yang kurang komperhensif
5. Terlalu terikat dengan menu pokok
6. Keamanan
7. Kolaborasi.
Kompetensi yang dimiliki konselor sekolah dalam menghadapi dunia teknologi nampaknya masih jauh. Hal ini dapat berakibat menjadi kultur shock antara teknologi dan kemapuan teknologi. Oleh karenanya konselor harus memiliki skill yang siap menghadapi konseli di dunia ICT ini.
Salah satu imbas teknologi informasi dalam BK diantaranya pada penyelenggaraan dukungan sistem. Dukungan sistem dapat berupa sarana-prasarana, sistem pendidikan, sistem pengajaran, visi-misi sekolah dan lain sebagainya. Berbicara sarana-prasarana, memasuki dunia globalisasi dengan pesatnya teknologi dan luasnya informasi menuntut dunia konseling untuk menyesuaikan dengan lingkungannya agar memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Oleh karenanya sekarang ini sedang berkembang apa yang dinamakan cyber-counseling. Pada hakikatnya penggunaan cyber-counseling merupakan salah satu pemanfaatan IT dalam dunia bimbingan dan konseling
Strategi layanan konseling yang harus diperhatikan dalam pelayanan konseling pada era globalisasi yaitu penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan pendekatan lintas budaya. Berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) perlu dikolaborasikan dengan bimbingan dan konseling. Penggunaan ICT dalam konseling mengarah pada pengembangan media konseling. Selain dapat dilakukan melalui tatap muka, konseling dapat dilakukan secara jarak jauh. Beberapa diantaranya sebagai berikut.
1.Konseling melalui telepon
2. Konseling melalui video-phone
3. Konseling melalui radio atau televise
4. Konseling berbantuan computer
5. Konseling melalui internet
6. Konseling melalui surat magnetik (disket ke disket)
Hines (2002) mengemukakan beberapa kompetensi yang harus dimiliki konselor berkenaan dengan ICT yaitu hendaknya konselor (Nurhudaya : 2005):
1. Menjadi konsumen ICT yang faham dan terampil 
2. Familiar akan kecenderungan penggunaan ICT dalam bidang pendidikan
3. Dapat menggunakan berbagai sumber teknologi.
4. Mampu mengembangkan rencana penggunaan teknologi untuk pelayanan BK
5. Dapat mendesain, menciptakan dan mengevaluasi suatu program interaktif.
6. Memahami implikasi legal dan etis dari penggunaan teknologi.
7. Mampu menggunakan teknologi secara efektif guna mengelola data siswa
8. Mampu menggunakan teknologi sebagai alat
Salah satu kendala lainnya berkaitan dengan penerapan sistem teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling adalah masalah aksesibilitas, baik fisik maupun kemampuan dalam memanfaatkan dan menggunakan TI untuk bimbingan dan konseling.
F.Manfaat TI Dalam BKK
komputer merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan oleh konselor dalam proses konseling. Pelling (2002) menyatakan bahwa penggunaan komputer (internet) dapat dipergunakan untuk membantu siswa dalam proses pilihan karir sampai pada tahap pengambilan keputusan pilihan karir. Hal ini sangat memungkinkan, karena dengan membuka internet, maka siswa akan dapat melihat banyak informasi atau data yang dibutuhkan untuk menentukan pilihan studi lanjut atau pilihan karirnya. Manfaat penggunaan komputer (internet) adalah:
1. Pemanfaatan internet untuk survei, studi eksplorasi, mencari data, informasi atau dokumen elektronik yang berharga, dll.
2. Pemakaian email dan messaging dengan memperhatikan etika.
3. Publikasi pengumuman, makalah, materi ajar, program aplikasi gratis, data, dll. yang dinilai bermanfaat bagi masyarakat luas pada situs web (website).
4. Penyelenggaraan kompetisi ilmiah, seni, ketangkasan secara on line yang bernilai positif bagi masyarakat luas.
Data-data yang didapat melalui internet, dapat dianggap sebagai data yang dapat dipertanggungjawabkan dan masuk akal (Pearson, dalam Pelling 2002; Hohenshill, 2000). Data atau informasi yang didapat melalui internet adalah data-data yang sudah memiliki tingkat validitas tinggi. Hal ini sangat beralasan, karena data yang ada di internet dapat dibaca oleh semua orang di muka bumi. Sehingga kecil kemungkinan jika data yang dimasukkan berupa data-data sampah. Sebagai contoh, saat ini dapat kita lihat di internet tentang profil sebuah perguruan tinggi. Bahkan, informasi yang didapat tidak sebatas pada perguruan tinggi saja, tetapi bisa sampai masing-masing program studi dan bahkan sampai pada kurikulum yang dipergunakan oleh masing-masing program studi. Data-data yang didapat oleh siswa pada akhirnya menjadi suatu dasar pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan. Tentu saja, pendampingan konselor sekolah dalam hal ini sangat diperlukan.
Sampsons (2000) mengungkapkan bahwa fasilitas di internet dapat dapat dipergunakan untuk melakukan testing bagi siswa. Tentu saja hal ini harus didasari pada kebutuhan siswa. Penggunaan komputer di kelas sebagai media bimbingan dan konseling akan memiliki beberapa keuntungan seperti yang dinyatakan oleh Baggerly sebagai berikut:
1. Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan keingintahuan dan memberikan variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi lebih menarik;
2. Akan meningkatkan kunjungan ke web site, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan siswa;
3. Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan bijaksana terhadap materi yang diberikan;
4. Akan memunculkan respon yang positif terhadap penggunaan email;
. Tidak akan menimbulkan kebosanan;
6. Dapat ditemukan silabus, kurikulum dan lain sebagainya melalui website; dan
7. Terdapat pengaturan yang baik
Selain penggunaan internet seperti yang telah diuraikan di atas, dapat dipergunakan pula software seperti microsoft power point. Software ini dapat membantu konselor dalam menyambaikan bahan bimbingan secara lebih interaktif. Konselor dituntut untuk dapat menyajikan bahan layanan dengan mempergunakan imajinasinya agar bahan layanannya tidak membosankan. Program software power point memberikan kesempatan bagi konselor untuk memberikan sentuhan-sentuhan seni dalam bahan layanan informasi. Melalui program ini, yang ditayangkan tidak saja berupa tulisan-tulisan yang mungkin sangat membosankan, tetapi dapat juga ditampilkan gambar-gambar dan suara-suara yang menarik yang tersedia dalam program power point. Melalui fasilitas ini, konselor dapat pula memasukkan gambar-gambar di luar fasilitas power point, sehingga sasaran yang akan dicapai menjadi lebih optimal.
Gambar-gambar yang disajikan melalui program power point tidak statis seperti yang terdapat pada Over Head Projector (OHP). Konselor dapat memasukkan gambar-gambar yang bergerak, bahkan konselor bisa melakukan insert gambar-gambar yang ada di sebuah film.
Media lain yang dapat dipergunakan dalam proses bimbingan dan konseling di kelas antara lain adalah VCD/DVD player. Peralatan ini seringkali dipergunakan oleh konselor untuk menunjukkan perilaku-perilaku tertentu. Perilaku-perilaku yang tampak pada tayangan tersebut dipergunakan oleh konselor untuk merubah perilaku klien yang tidak diinginkan (Alssid & Hitchinson, 1977; Ivey, 1971, dalam Baggerly 2002). Dalam proses pendidikan konselor pun, penggunaan video modeling ini juga dipergunakan untuk meningkatkan keterampilan dan prinsip konseling yang akan dikembangkan bagi calon konselor (Koch & Dollarhide, 2000, dalam Baggerly, 2002).
Sebelum VCD/DVD player ini ditayangkan, seorang konselor sebaiknya memberikan arahan terlebih dahulu kepada siswa tentang alasan ditayangkannya sebuah film. Hal ini sangat penting, sebab dengan memiliki gambaran dan tujuan film tersebut ditayangkan, maka siswa akan memiliki kerangka berpikir yang sama. Setelah film selesai ditayangkan, maka konselor meminta siswa untuk memberikan tanggapan terhadap apa yang telah mereka lihat. Tanggapan-tanggapan ini pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana klien berpikir dan bersikap, yang kemudian diharapkan akan dapat merubah perilaku klien atau siswa.
Media E-learning, adalah metode belajar mengajar baru yang menggunakan media jaringan komputer dan Internet, tersampaikannya bahan ajar (konten) melalui media elektronik, otomatis bentuk bahan ajar juga dalam bentuk elektronik (digital), dan adanya sistem dan aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar mengajar. Manfaat dari E-learning adalah:• Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
1.      Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (interactivity enhancement).
2.       Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).
3.      Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
G. Kerugian TI dalam BK
Pelling (2002) menyatakan bahwa, walaupun saat ini masyarakat sangat tergantung pada teknologi, tetapi di lain pihak, masih banyak diantara kita yang mengalami ketakutan untuk mempergunakan teknologi. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat kita masih percaya bahwa pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh orang tua atau orang yang dituakan masih dianggap lebih baik. Hal ini tidak lepas dari budaya paternalistik yang melingkupi masyarakat kita.
Sebaik apapun teknologi yang berkembang, tetapi jika pola pikir masyarakat masih terkungkung dengan nilai-nilai yang diyakini benar, maka data atau informasi yang didapat seakan-akan menjadi tidak berguna. Sebagai contoh, seorang siswa akan memilih jurusan di perguruan tinggi. Mungkin mereka akan mencari informasi sebanyak mungkin, dan konselor akan memfasilitasi keinginan mereka. Tetapi, pada saat mereka dihadapkan untuk menentukan dan memilih jurusan yang akan diambil, maka tidak jarang dari mereka akan berkata, “Saya senang dengan jurusan A, tetapi nanti tergantung pada orang tua saya”.
Contoh lain, saat ini perkembangan teknologi sudah berkembang dengan demikian pesat. Tiap manusia dapat berkomunikasi tanpa dibatasi rentang ruang dan waktu. Tetapi dalam budaya tertentu, alat komunikasi ini bisa menjadi “tidak bermanfaat”. Restu orang tua merupakan hal yang dianggap sakral oleh sebagian budaya tertentu, bahkan meminta restu ini akan lebih afdol jika dilakukan dengan melakukan sungkem. Untuk menunjukkan perilaku ini, maka seringkali mereka melupakan kecanggihan piranti komunikasi yang sudah canggih, walau jarak yang ditempuh untuk mendatangi orang tua relatif jauh.
Hal lain yang terkait dengan penggunaan media dalam bimbingan dan konseling adalah sasaran pengguna seringkali disamakan. Walaupun ragam media sudah bermacam-macam, tetapi media ini seringkali masih belum bisa menyentuh sisi afektif seseorang. Dalam bimbingan dan konseling dikenal istilah empati. Penggunaan media, seringkali pula akan “menghilangkan” empati konselor, jika konselor mempergunakan media sebagai alat bantu utama
.Klien datang ke ruang konseling tidak selalu membutuhkan informasi dari internet atau komputer, bahkan ada kemungkinan klien atau siswa datang ke ruang konseling juga tidak membutuhkan bantuan dari konselor secara langsung melalui proses konseling. Tetapi adakalanya, siswa atau klien datang ke ruang konseling hanya ingin mendapatkan senyuman dari konselor atau penerimaan tanpa syarat dari konselor.
Sebagai benda mati, peralatan teknologi yang ada saat ini hanya bisa bermanfaat jika dimanfaatkan oleh mereka yang memahami penggunaan masing-masing alat tersebut. Artinya penggunaan teknologi ini akan memunculkan efek yang baik jika dijalankan oleh mereka yang paham peralatan tersebut. Sebaliknya, peralatan ini akan memberikan dampak negatif jika pelaksananya tidak memahami dampak yang akan ditimbulkan. Banyak contoh kasus dampak negatif penyalahgunaan teknologi informasi seperti beredarnya rekaman video porno di ponsel, beredarnya video porno bajakan yang dilakukan oleh anak negeri dan lain sebagainya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan Ti yang negatif adalah:• Memberikan account pribadi kepada orang lain dengan tujuan agar orang tersebut dapat membantu mengerjakan tugas-tugas kuliah yang seharusnya dikerjakan sendiri.
1.      Men- download data berukuran sangat besar (misalnya video) yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan materi pembelajaran, sehingga “memadati” lalu-lintas jaringan dan mengganggu pengguna jaringan yang lain.
2.      Bermain online game (via internet) yang tidak ada kaintannya dengan materi atau kegiatan pembelajaran.
3.      Mengakses (men- download) maupun mempublikasikan tulisan, gambar, suara, video, dll. yang asusila (porno) atau tidak etis.
4.      Mempublikasikan hasil karya orang lain dengan melanggar hak cipta.  
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Sistem teknologi informasi saat ini telah berkembang dengan sangat pesat sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi tersebut, manusia dengan mudah dapat mengakses informasi dari belahan dunia manapun dengan sangat cepat sehingga kebutuhan manusiapun menjadi semakin cepat terpenuhi.Kemajuan teknologi informasi tersebut juga sangat bermanfaat dalam bidang pendidikan. Bimbingan dan konseling sebagai salah satu aspek dalam pendidikan juga merasakan manfaat dari kemajuan teknologi informasi tersebut. Aplikasi yang sangat nyata adalah proses layanan bimbingan dan konseling sudah tidak harus dengan bertatap muka, melainkan bisa dengan menggunakan media informasi baik itu telepon maupun internet. tetapi semua itu bukan tanpa masalah. Banyak sekali hambatan yang menjadi duri bagi kemajuan dunia bimbingan dan konseling. Salah satunya adalah sumber daya manusianya yang belum bisa memanfaatkan dengan baik kemajuan teknologi informasi tersebut sehingga perlu sosialisasi kepada konselor maupun kepada konseli agar kedua belah pihak bisa sama-sama memanfaatkan media teknologi informasi yang sudah maju.
B.Rekomendasi
Kemajuan teknologi informasi tidak selamanya berdampak baik bagi individu. Dalam proses bimbingan dan konseling masih banyak yang belum mengetahui pemanfaatan media teknologi informasi untuk menunjang layanan bimbingan dan konseling. Konselor sekolah tidak semuanya mengerti atau paham tentang pengguanaan internet. Padahal internet merupakan media yang sangat efektif dalam proses layanan bimbingan dan konseling. Untuk itu, perlu adanya suatu sosialisasi untuk meningkatkan kinerja konselor di sekolah dalam hal memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar nantinya bidang bimbingan dan konseling tidak lagi menjadi bidang layanan yang membosankan dan menjenuhkan. Tidak hanya konselor yang perlu diberikan sosialisasi. Para konseli yang dalam hal ini adalah siswa juga perku diberikan suatu sosialisasi agar kemajuan teknologi informasi tersebut bisa dimanfaatkan sesuai apa yang diharapkan. Dengan kata lain, teknologi informasi tersebut tidak disalahgunakan untuk hal yang negatif.Jika konselor dan konseli sudah paham akan manfaat dan pentingnya teknologi informasi dalam menunjang proses layanan bimbingan dan konseling, maka ke depannya bimbingan dan konseling akan menjadi suatu bidang pendidikan yang inovatif dan efisien berkat kemajuan teknologi informasi namun tetap tidak menghilangkan esensi dari layanan bimbingan dan konseling itu sendiri.
referensi
.http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&ct=res&cd=3&ved=0CAwQFjAC&url=http%3A%2F%2Fmaringeblog.files.wordpress.com%2F2008%2F02%2Fddti2.ppt&rct=j&q=klasifikasi+sistem+teknologi+informasi&ei=x1StS4uDM8a2rAe1q4GnAQ&usg=AFQjCNHelwTwAexBR6A-XBhJ_-diag57Ig
REFERENSI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor Dan Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: ABKIN.
Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. (2002). E-education: Konsep, Teknologi dan Aplikasi Internet Pendidikan. Jogyakarta: Andi.
Sadiman, Arief. Dkk. (2002). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.
Setiawan, W. (2009). Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: UPI PRESS.
Ari, D. (2008). Penerapan Media (Teknologi Informasi Komunikasi) pada Bimbingan dan Konseling. [Online]. Tersedia:
Hurairah, U. (2009). Sistem Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling. [Online]. Tersedia: http://theboxoflifetheboxofeducation.blogspot.com/2009/11/sistem-teknologi-informasi-dalam.html [19 Februari 2010]
Octa, Y. (2009). Penggunaan Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling. [Online]. Tersedia: http://luv-edu.blogspot.com/2009/03/penggunaan-teknologi-informasi-dalam.html [19 Februari 2010]
Surya, M. (2008). Potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Kelas. [Online]. Tersedia: http://eko13.wordpress.com/2008/04/12/potensi-teknologi-informasi-dan-komunikasi-dalam-peningkatan-mutu-pembelajaran-di-kelas/ [19 Februari 2010]
Susilo, R. (2009). Layanan Bimbingan Konseling yang Komprehensif dengan Dukungan Teknologi Informasi. [Online]. Tersedia: http://resminingsih.bizweb.co.id/article/detail/layanan-bimbingan-konseling-yang-komprehensif-dengan-dukungan-teknologi-informasi-disampaikan-dalam-seminar-terbatas-oleh-prodi-bk-fkip-universitas-sanata-dharma [19 Februari 2010]
Wikipedia. (2010). Sistem Informasi. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi [19 Februari 2010]