BAB I
PENDAHULUAN
Siswa yang mempunyai disiplin akan
mempermudahkan dia untuk belajar, mudah menyesuaikan diri dengan teman, guru,
dan orang tua. Dengan disiplin siswa dapat memiliki pribadiyang di percaya dan
akan di senangi oleh orang sekitarnya. Sebagai landasan penguraian mengenai apa
yang dimaksud dengan disiplin dikemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli:
Disiplinan
adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari
perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis( Alex S. Nitisemito(1984: 199)
).
Displin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar organisasional( T.HaniHandoko(1994:208) ).Disiplin adalah sebagai sikap
seseorang atau kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah
diterapkan (dalam yuspratiwi, 1990 ). Mengikut Kamus
Bahasa Melayu terbitan Utusan Publication and Distributors Sdn. Bhd. (1995)
mendefinisikan disiplin sebagai “ kepatuhan, kesetiaan dan ketaatan kepada
peraturan-peraturan yang ditetapkan”. Manakala mengikut Kamus Dewan Edisi
Baru Terbitan DBP, KL (1989) mendefinisikan disiplin sebagai “Latihan
terutamanya pemikiran dan kelakuan supaya boleh mengawal diri sendiri mengikut
peraturan yang ditetapkan dan sekiranya ini berlaku sebaliknya hukuman atau
denda dikenakan.Mengikut Barbara An Kipter, Ph.D dalam Roger’s 21st Century
Thesaurus, beliau mengatakan disiplin ituadalah “latihan dan dendaan (Training and punishment)”.
Jadi Disiplinadalah peraturan atau
undang-undang yang bertujuan untuk membentuk para pelajar yang sesuai dengan
kehendak agama ,norma-norma masyarakat
dan undang-undang sebuah Negara.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi suatu disiplin siswa. Menurut Gouzali Saydam(1996:202),faktor-faktor tersebut antara lain:
a.Besar kecilnya pemberian kompensasi
b.Ada tidaknya keteladanan pimpinan.
c.Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
d.Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
e.Ada tidaknya pengawasan pimpinan
f.Ada tidaknya perhatian kepada siswa
g.Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi suatu disiplin siswa. Menurut Gouzali Saydam(1996:202),faktor-faktor tersebut antara lain:
a.Besar kecilnya pemberian kompensasi
b.Ada tidaknya keteladanan pimpinan.
c.Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
d.Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
e.Ada tidaknya pengawasan pimpinan
f.Ada tidaknya perhatian kepada siswa
g.Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin
Berdasarakan fakta dan
analisis di lapangan masih banyak siswa yang tidak disiplin selalu melanggar
tatatertib sekolah seperti terlambat datang kesekolah, terlambat bayar uang
sekolah, terlambat ngumpulkan tugas di karenakan kurang optimalnya kepemimpinan
konselor, guru-guru di sekolah. Maka dari itu penulis membuat tulisan ini
bertujuan untuk memberikan gagasan agar konselor memiliki sikap kepemimpinan. Karena
tanpa sikap kepemimpinan seorang konselor tidak memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi prilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu pada situasi tertentu. Karena kita lihat di lapangan kepemimpinan
seorang konselor tidak mencerminkan suatu prilaku yang tidak baik, sehingga
siswanya tidak dapat mengambil sisi baik dari guru. Karena guru yang baik harus bisa memimpin
siwanya untuk memiliki sifat disiplin.
Maka dalam evauasi
program ini dipakai model evaluasi CIPP.Model CIPP merupakan
salah satu model yang paling sering dipakai oleh evaluator. Model ini terdiri
dari 4 komponen evaluasi sesuai dengan nama model itu sendiri yang merupakan
singkatan dari Context, Input, Process dan Product.
1.
Evaluasi
konteks (context evaluation) merupakan dasar dari evaluasi yang bertujuan
menyediakan alasan-alasan (rationale) dalam penentuan tujuan (Baline R.
Worthern & James R Sanders : 1979) Karenanya upaya yang dilakukan evaluator
dalam evaluasi konteks ini adalah memberikan gambaran dan rincian terhadap
lingkungan, kebutuhan serta tujuan (goal).
2.
Evaluasi
input (input evaluation) merupakan evaluasi yang bertujuan menyediakan
informasi untuk menentukan bagaimana menggunakan sumberdaya yang tersedia dalam
mencapai tujuan program.
3.
Evaluasi
proses (process evaluation) diarahkan pada sejauh mana kegiatan yang
direncanakan tersebut sudah dilaksanakan. Ketika sebuah program telah disetujui
dan dimulai, maka dibutuhkanlah evaluasi proses dalam menyediakan umpan balik
(feedback) bagi orang yang bertanggungjawab dalam melaksanakan program tersebut
4.
Evaluasi
Produk (product evaluation) merupakan bagian terakhir dari model CIPP. Evaluasi
ini bertujuan mengukur dan menginterpretasikan capaian-capaian program.
Evaluasi produk menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi pada input. Dalam
proses ini, evaluasi produk menyediakan informasi apakah program itu akan
dilanjutkan, dimodifikasi kembali atau bahkan akan dihentikan.
A.
Rumusan
Masalah
Sesuai dengan latar belakang dalam penelitian ini maka
dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui evaluasi
program peningkatan kedisiplinan dengan metode cipp dapat meningkatkan
kedisiplinan belajar siswa?”
B.
Tujuan
Pembahasan
Adapun tujuan penulisan
PENELITIAN ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui
seberapa tinggi disiplin yang di miliki siswa.
C.
Manfaat
Pembahasan
1.
Sebagai salah satu
acuan pemerintah dan para pendidik dalam mengurangi masalah disiplin
siswa,
2.
Sebagai
wacana dan wahana meningkatkan pembendaharaan ilmu pengetahuan dan penyelesaian global
khususnya masalah ketidak
disiplinan siswa yang di pengaruhi kurang optimalnya kepemimpinan si sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Evaluasi
Ada tiga istilah yang digunakan dalam merumuskan evaluasi
program,yaitu”evaluasi”(Evaluation),”pengukuran”(measurement),and
“penulisan”(assesment).Menurut AS Horny,1986,evaluasi adalah upaya untuk
menentukan nilai atau jumlah.
Menurut Suchman 1961(dalam Anderson,1975) memandang evaluasi
sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicpai beberapa kegiatan yang
direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.
Menurut Worthen dan Sanders 1961(dalam Anderson 1971) Evalusi
adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu;dalam mencari
sesuatu tersebut,juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai
keberadaan suatu program,produksi,prosedur,serta alternatif strategi yanag
diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Menurut Stufflebeam(1971,dalam Fernandes 184) mengatakan
bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran,pencarian,dan pemberian informasi
yang sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif
yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.
Menurut Bryant dan White dalam Kuncoro (1997), evaluasi
adalah upaya untuk mendokumentasikan dan melakukan penilaian tentang apa yang
terjadi. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata evaluasi berarti
penilaian hasil.
Anderson (dalam Arikunto, 2004 : 1) memandang evaluasi
sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan
yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Sedangkan Stufflebeam
(dalam Arikunto, 2004 : 1), mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan proses
penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang bermanfaat bagi pengambil
keputusan dalam menentukan alternative keputusan.
Fungsi utama evaluasi, pertama memberi informasi yang
valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh
kebutuhan, nilai dan kesempatan yang telah dicapai melalui tindakan public. Kedua,
evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai
yang mendasari pemilihan tujuan dan target, nilai diperjelas dengan
mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target. Nilai juga dikritik dengan
menanyakan secara sistematis kepantasan tujuan dan taget dalam hubungan dengan
masalah yang dituju yang dapat menganalisis alternative sumber nilai (misalnya
kepentingan kelompok) maupun landasan mereka dalam berbagai bentuk rasionalitas
(misalnya teknis, ekonomis, legal, social, substantif). Nugroho (2004 : 185)
mengatakan bahwa evaluasi akan memberikan informasi yang valid dan dapat
dipercaya mengenai kinerja kebijakan yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan
yang telah dicapai melalui tindakan public.
2.2 Pengertian
Program
Program
dapat diartikan menjadi dua istilah yaitu program dalam arti khusus dan program
dalam arti umum. Pengertian secara umum dapat diartikan bahwa program adalah
sebuah bentuk rencana yang akan dilakukan. Apabila “program” dikaitkan langsung
dengan evaluasi program maka program didefinisikan sebagai unit atau kesatuan
kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari kebijakan, berlangsung
dalam proses yang berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang
melibatkan sekelompok orang.
Dengan demikian
yang perlu ditekankan bahwa program terdapat tiga unsur penting yaitu :
a. Program adalah realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan.
b.
Terjadi dalam kurun waktu yang lama dan bukan kegiatan tunggal tetapi jamak
berkesinambungan.
c. Terjadi dalam
organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
2.3 Pengertian
Evaluasi program
evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan
kepada pengambil keputusan. Ralp Tyler, 1950 (dalam Suharsimi, 2007)
mendefinisikan bahwa evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah
tujuan program sudah dapat terealisasi. Sedangkan Cronbach (1963) dan
Stufflebeam (1971) evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk
disampaikan kepada pengambil keputusan.
Suharsimi Arikunto dan Abdul Jabar (2004 ; 14) Evalusi program adalah
proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas atau
kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan atas perbandingan secara
hati-hati terhadap data yang diobservasi dengan menggunakan standard tertentu
yang telah di bakukan. Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan evaluasi program adalah kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu program pemerintah yang selanjutnya
informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternative atau pilihan yang
tepat dalam mengambil sebuah keputusan.
Dengan
melakukan evaluasi maka akan ditemukan fakta berupa data yang positv ataupun
negatif.Evaluasi yang dilakukan secara professional akan menghasilkan temuan
yang obyektif yaitu temuan apa adanya; baik data, analisis dan kesimpulannya
tidak dimanipulasi sesuai dengan fakta sebenarnya dan objektif.
Adapun
ciri-ciri persyaratan program adalah :
1. Proses
kegitan penelitian tidak menyimpang dai kaidah-kaidah yang berlaku bagi
penelitian pada umumnya.
2. Dalam
melaksanakan evaluasi,penelitian harus berfikir secara sistematis,yaitu
memandang program yang diteliti sebagai kesatuan yang terdiri dari beberapa
komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam menunjuang
keberhasilan kinerja dari objek yang akan dievaluasi
3. Agar
dapat mengetahui secara rinci kondisi dari objek yang dievaluasi perlu adanya
identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi
keberhasilan program.
4. Mengunakan
standart,kriteria,atau tolak ukur sebagai perbandingan dalam menentukan kondisi
nyata dari yang diperoleh untuk mengambil kepuusan dan kesimpulan.
5. Kesimpulan
sebagai masukan ataupun rekomendasi
6. Standart,kriteria
atau tolak ukur diterapkan pada indikator yaitu bagian yang terkecil dri
program untuk tahu apa saja kelemahan dalam program tersebut.
7. Dari
hasil penelitian dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan tepat.
Komponen
2.3Kedudukan
Evaluasi Dalam Pembelajaran
Kata pembelajaran berasal dari
belajar.Dalam arti pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara yang
dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar,sedangkan belajar
adalah sutau proses prubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan
lingkungan dan pengalaman.
Istilah
“pembelajaran”(instruction)berbeda dengan istilah “Pengajaran”(teaching).Kata
”Pengajaran” (teaching) bersifat formal dan hanya ada didalam konteks guru
dengan peserta didik di kelas/di sekolah,sedangkan kata pembelajaran itu tidak
hanya dalam konteks guru dengan peserta didik dikelas secara formal akan tetapi
juga meliputi kegiatan-kegiatan belajar peserta didik di kelas secara formalkan
tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan belajar peserta didik.
Berdasarkan
rumusan diatas :
1. Pembelajaran adalah suatu program.Ciri suatu program
adalah sistematik,sistemik,dan terencana.
2. Setelah pemebelajaran berproses,tentu guru perlu
mengetahui keefektifan dan efisieni semua komponen yang ada dalam proses
pembelajaran.
3. Pembelajaran bersifat interaktif dan
komunikatif.Interaktif artinya kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang bersifat
mempengaruhi,tidak didominasioleh satu komponen saja.Bahasa yang baik dan benar
tidak digunakan daam komunikasi sebagai penghubung antara guru dan murid.
4. Dalam proses pembelajaran,guru hendaknya dapat
menciptakan kondisi-kondisi yang memunngkinkan terjadinya kegiatan belajar
peserta didik.
5. Proses pembelajaran dimaksud agar guru dpat mencapai
tujuan pembelajaran dan peserta didik dapat mengusai kompetensi yang telh
ditetapkan.
2.4 Prestasi
Belajar
Kata “prestasi” berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie
yang berarti hasil usaha (achievement) berbeda dengan “Hasil belajar”(Learning
outcome).hasil belajar berhubungan dengan aspek pembentukan watak peserta
didik.Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai peserta didik.Prestasi belajar sebagai lamabang pemuasaan
hasrat ingin tahu.
Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan asumsinya adalah prestasi dapat dijadikan pendorong bagi prestasi
belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi,dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam
meningkatkan mutu pendidikan.Prestasi belajar sebagai indikator intern dan
ekstern dari institusi dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu
institusi.
2.5 Pengertian Metode CIPP
Riset yang dilakukan menggunakan metodologiaction
research untuk meningkatkan kerangka kerja dalam penerapan data
dimana obyek tersebut menjadi kajian penelitian. Action researchadalah
jenis metodologi riset yang dilakukan dengan secara aktif terjun langsung pada
pemberi kebijakan yang akan diteliti, dalam hal ini, penulis ikut bekerja
di dalam Balai Pelatihan Pendidikan Kejuruan. Teknik yang dilakukan dengan
cara:
•
mengobservasi praktisi Balai Pelatihan Pendidikan Kejuruan,
• action
learning,
•
interview tak terjadwal, dan
•
studi informasi yang tersimpan.
Dengan
melakukan action learning, penulis membuat dokumentasi terhadap setiap
interaksi dengan kegiatan di Balai Pelatihan Pendidikan Kejuruan. Untuk
kriteria evaluasi kinerja, riset yang penulis
lakukan adalah membuat kerangka evaluasi yaitu:
•
Selalu mencari cara untuk mengatasi latar belakang
masalah sesegera mungkin.
•
Selalu mencari cara untuk
meningkatkanframework yang sudah ada untuk menunjukkan bahwa
riset memiliki hasil yang menguntungkan.
Terdapat
banyak model evaluasi program yang digunakan para ahli. Salah satunya adalah
model CIPP ( Context – input – process – product). Model ini
dikembangkan oleh Stufflebeam , model CIPP oleh Stufflebeam 1971 (dari Ward
Mitchell Cates, 1990) . Model CIPP (1971) melihat kepada empat dimensi
yaitu dimensi Konteks, dimensi Input, dimensi Proses dan dimensi Produk.
Keunikan
model ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil
keputusan (decission) yang menyangkut perencanaan dan operasional sebuah
program. Keunggulan model CIPP memberikan suatu format evaluasi yang
komprehensif pada setiap tahapan evaluasi yaitu tahap konteks, masukan, proses,
dan produk. Untuk memahami hubungan model CIPP dengan pembuat keputusan dan
akuntabilitas dapat diamati pada visualisasi sebagai berikut :
Tipe
Evaluasi
|
Konteks
|
Input
|
Proses
|
Produk
|
Pembuat
Keputusan
|
Obyektif
|
Solusi
strategi desain prosedur
|
Implementasi
|
Dihentikan
Dilanjutkan Dimidifikasi Program Ulang
|
Akuntabilitas
|
Rekaman
Obyektif
|
Rekaman
pilihan strategi desain dan desain
|
Rekaman
Proses Akutual
|
Rekaman
pencapaian dan keputusan ulang
|
Evaluasi
konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau
kondisi obyektif yang akan dilaksanakan. Berisi tentang analisis kekuatan dan
kelemahan obyek tertentu. Stufflebeam menyatakan evaluasi konteks sebagai fokus
institusi yang mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan (1983). Suatu
kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan ( discrepancy view ) kondisi
nyata ( reality ) dengan kondisi yang diharapkan ( ideality ). Dengan kata lain
evaluasi konteks berhubungan dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan
dari obyek tertentu yang akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks memberikan
informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan on
going. Selain itu, konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program.
Analisis ini akan membantu dalam merencanakan keputusan, menentapkan kebutuhan
dan merumuskan tujuan program secara lebih terarah dan demokratis. Evaluasi
konteks juga mendiagnostik suatu kebutuhan yang selayaknya tersedia sehingga
tidak menimbulkan kerugian jangka panjang ( Isaac and Michael:1981)
Evaluasi
input meliputi analisis personal yang berhubungan dengan bagaimana penggunaan
sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif strategi yang harus
dipertimbangkan untuk mencapai suatu program. Mengidentifikasi dan menilai
kapabilitas sistem, anternatif strategi program, desain prosedur untuk strategi
implementasi, pembiayaan dan penjadwalan. Evaluasi masukan bermanfaat untuk
membimbing pemilihan strategi program dalam menspesifikasikan rancangan
prosedural. Informasi dan data yang terkumpul dapat digunakan untuk menentukan
sumber dan strategi dalam keterbatasan yang ada. Pertanyaan yang mendasar
adalah bagaimana rencana penggunaan sumber-sumber yang ada sebagai upaya
memperoleh rencana program yang efektif dan efisien.
Evaluasi
proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam praktik
implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi permasalahan prosedur baik
tatalaksana kejadian dan aktifitas. Setiap aktivitas dimonitor
perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan cermat. Pencatatan aktivitas
harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan untuk
menentukan tindak lanjut penyempurnaan. Disamping itu catatan akan berguna
untuk menentukan kekuatan dan kelemahan atau program ketika dikaitkan dengan keluaran
yang ditemukan. Tujuan utama evaluasi proses seperti yang dikemukakan oleh
Worthen and Sanders(1973), yaitu :
- Mengetahui kelemahan selama pelaksanaan termasuk hal-hal yang baik untuk dipertahankan,
- Memperoleh informasi mengenai keputusan yang ditetapkan, dan
- Memelihara catatan-catatan lapangan mengenai hal-hal penting saat implementasi dilaksanakan.
Evaluasi
produk merupakan kumpulan deskripsi dan “judgement outcomes” dalam hubungannya
dengan konteks, input, dan proses, kemudian di interprestasikan harga dan jasa
yang diberikan ( Stuflebeam and Shinkfield : 1986). Evaluasi produk adalah
evaluasi mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan
catatan pencapaian hasil dan keputusan-keputuasan untuk perbaikan dan
aktualisasi. Aktivitas evauasi produk adalah mengukur dan menafsirkan hasil
yang telah dicapai. Pengukuran dkembangkan dan di administrasikan secara cermat
dan teliti. Keakuratan analisis akan menjadi bahan penarikan kesimpulan dan
pengajuan saran sesuai standar kelayakan. Secara garis besar, kegiatan evaluasi
produk meliputi kegiatan penetapan tujuan operasional program,
kriteria-kriteria pengukuran yang telah dicapai, membandingkannya antara
kenyataan lapangan dengan rumusan tujuan, dan menyusun penafsiran secara rasional.
Analisis
produk ini diperlukan pembanding antara tujuan, yang ditetapkan dalam rancangan
dengan hasil program yang dicapai. Hasil yang dinilai dapat berupa skor tes,
prosentase, data observasi, diagram data, sosiometri dan sebaginya yang dapat
ditelusuri kaitanya dengan tujuan-tujuan yang lebih rinci. Selanjutnya
dilakukan analisis kualitatif tentang mengapa hasilnya seperti itu.
Keputusan-keputusan
yang diambil dari penilaian implementasi pada setiap tahapan evaluasi program
diklasifikasikan dalam tiga katagori yaitu rendah, moderat, dan tinggi.
Model
CIPP merupakan model yang berorientasi kepada pemegang keputusan. Model ini
membagi evaluasi dalam empat macam, yaitu
:
1) Evaluasi
konteks melayani keputusan perencanaan, yaitu membantu merencanakan pilihan
keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai dan merumuskan tujuan
program.
2) Evaluasi
masukan untuk keputusan strukturisasi yaitu menolong mengatur keputusan
menentukan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif yang diambil,
rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, serta prosedur kerja untuk
mencapai tujuan yang dimaksud.
3) Evaluasi
proses melayani keputusan implementasi, yaitu membantu keputusan sampai sejauh
mana program telah dilaksanakan.
4) Evaluasi
produk untuk melayani daur ulang keputusan.Keunggulan model CIPP merupakan
system kerja yang dinamis.
Keempat
macam evaluasi tersebut divisualisasikan sebagi berikut :
Bentuk pendekatan dalam melakukan evaluasi yang sering digunakan
yaitu pendekatan eksperimental, pendekatan yang berorientasi pada tujuan, yang
berfokus pada keputusan, berorientasi pada pemakai dan pendekatan yang
responsive yang berorientasi terhadap target keberhasilan dalam evaluasi.
Jenis konsep
evaluasi diantaranya ; yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
adalah evaluasi yang dilaksanakan selama program itu berjalan untuk memberikan
informasi yang berguna kepada pemimpin program untuk perbaikan program.
Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program untuk memberikan
informasi konsumen tentang manfaat atau kegunaan program.
Bentuk
kegiatan dalam evaluasi adalah evaluasi internal dan eksternal. Evaluasi
internal dilakukan oleh evaluator dari dalam proyek sedangkan eksternal
dilakukan evaluator dari luar institusi.
2.6 Pengertian Disiplin
Disiplin siswa adalah suatu sikap
tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik
tertulis maupun tidak tertulis( Alex S. Nitisemito(1984: 199) ).Displin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar organisasional( T.HaniHandoko(1994:208) ).
Disiplin
adalah sebagai sikap seseorang atau
kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah diterapkan
(dalam yuspratiwi, 1990 ). Mengikut Kamus Bahasa Melayu
terbitan Utusan Publication and Distributors Sdn. Bhd. (1995) mendefinisikan
disiplin sebagai “ kepatuhan, kesetiaan dan ketaatan kepada peraturan-peraturan
yang ditetapkan”. Manakala mengikut Kamus Dewan Edisi Baru Terbitan DBP,
KL (1989) mendefinisikan disiplin sebagai “Latihan terutamanya pemikiran dan
kelakuan supaya boleh mengawal diri sendiri mengikut peraturan yang ditetapkan
dan sekiranya ini berlaku sebaliknya hukuman atau denda dikenakan.
Mengikut
Barbara An Kipter, Ph.D dalam Roger’s 21st Century Thesaurus, beliau mengatakan
disiplin itu
adalah “latihan dan dendaan (Training and punishment)”.
Dan yang mempengaruhi disiplin salah satunya adalah kepemimpinan. Sebagai
landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan kepemimpinan , terlebih
dahulu akan dikemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli :Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam
situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
3.1
Metode Pengumpulan Data
A.Kerangka Konseptual
Disiplin
Disiplin
adalah keterkaitan seseorang terhadap aturan-aturan yg di berikan instansi
kependidikan.
B.Defenisi Operasional Disiplin
Definisi
operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang
lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan
memiliki rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam
melaksanakan penelitian dilapangan. Oleh karena itu diperlukan
operasionalisasinya dari konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang
harus diamati (Nawawi, 1998 ; 120).
Disiplin adalah keterikatan perilaku
siswa terhadap aturan-aturan yang di berikan sekolah.Disiplin siswa meliputi
tiga dimensi yaitu : disiplin di kelas,mematuhi peraturan sekolah Hadir tepat
waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu, bayar uang sekolah tepat waktu.
Indikator
adalah hal atau fakta lapangan yang menjadi alasan dalam pelaksanaan program.
Yang menjadi indikator dalam penggunaan program ini adalah :
1. Hadir tepat waktu maksudnya tampilan
perilaku siswa dalam mengatur waktu yang di tentukan sekolah.
2. Mengumpulkan tugas tepat waktu
maksudnya tampilan prilaku siswa dalam menepati janji yang telah di tetapkan
guru.
3. Bayar uang sekolah tepat waktu
maksudnya tampilan prilaku siswa dalam melaksanakan kewajiban yang di berikan
pihak sekolah.
3.1 Tempat
Waktu Evaluasi
Adapun tempat penelitian adalah SMA NEGERI I BABALAN P.BRANDAN Kec.Babalan
Kab.Langkat
3.2
Prosedur Kegiatan
Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam evaluasi
program ini adalah:
1. Perencanaan
Mengidentifikasikan berbagai hal
terkait dengan masalah disiplin siswa.Melakukan pengamatan melalui dengan melihat gejala-gejala yang
terjadi dan dialami oleh siswa : disiplin di kelas,mematuhi peraturan sekolah Hadir tepat
waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu, bayar uang sekolah tepat waktu.
·
Penelitian direncanakan 2 siklus
·
Menyusun satuan layanan
·
membuat angket tentang disiplin
·
Membuat format observasi pembelajaran
·
Menyiapkan kelengkapan administrasi : alat evaluasi dan
daftar wawancara,daftar angket,perlengkapan observasi.
2.
Tindakan/ aksi
Pada kegiatan ini tindakan
dilakukan peneliti bersama guru BK menerapkan metode CIPP dalam meningkatkan disiplin
belajar
Langkah – langkah tindakan yang di
berikanpembimbing
adalah berikut:
·
Menentukan aktifitas yang akan dilakukan dalam layanan
·
Guru pembimbing menjalankan langkah-langkah yang telah
direncanakan
·
Menentukan jadwal perencanaan
·
Menentukan instrumen yang digunakan
·
Menentukan biaya yang dibutuhkan
·
Memanfaatkan sarana dan prasarana
3.4Populasi
dan Sampel
Adapun
populasi nya adalah Siswa kls XI IPS SMA NEGERI I BABALAN P.BRANDAN,yang
berjumlah 40 orang.
3.5 Alat pengumpulan Data
·
Observasi
Dari
perencanaan yang sudah direncanakan dan tindakan dilakukan observasi Observasi
diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki
secara sistematik.Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan
setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang
terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan perspektif mereka
terlibat dalam kejadian yang diamatitersebut data yang didapat akan lebih
relevan.
·
Wawancara
Wawancara
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi
dengan sumber data.Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab)
secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (I.Djumhur dan Muh.Surya,
1985).Berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang mengajar dikelas menyatakan
bahwa Permasalahan tentang disiplin
timbul diantaranya karena :
·
Banyak siswa yang
tidak mengerti arti disiplin.
·
Banyak siswa yang tidak mengerti akan fungsi
disiplin
·
Banyak siswa yang
menganggap enteng disiplin
·
Angket
Angket
adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan
oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden, (Bimo Walgito, 1987).
3.6
Defenisi Dimensi/Aspek
TABEL
PENELUSURAN DATA DAN INSTRUMEN DATA EVALUASI PROGRAM MENGGUNAKAN MODEL CIPP
NO
|
Variabel
Dimensi
|
Aspek
|
Indikator
|
kriteria
|
Sumber data
|
Alat peng.data
|
Analisis data
|
1.
|
Conteks
|
·
Siswa yang tidak disiplin dalam belajar
·
Motivasi siswa untuk disiplin
·
Minat siswa untuk
memberi respon
·
Kebutuhan siswa
terhadap pentingnya sikap disiplin
·
Metode yang digunakan
dalam menerapkan disiplin dalam pembelajaran
|
Disiplin
|
-
disiplin di kelas
- mematuhi peraturan sekolah
- Hadir tepat waktumengumpul
kan tugas
tepat waktu
-bayar uang sekolah tepat waktu.
|
-Orang Tua
-Konseli itu sendiri
-Guru kelas/wali kelas
|
Wawancara
Observasi
angket
|
kualitatif
|
2.
|
Input
|
·
Menentukan siswa yang
akan ikut program
·
Menentukan strategi pembelajaran
yang akan diberikan kepada siswa
·
apa pelaksanaan
program
·
siapa yang akan menjalankan program
·
Menyediakan media
pembelajaran yang akan digunakan
·
Menentukan tempat dan
waktu pelaksanaan program
·
Menyediakan
biaya yang akan dibutuhkan
·
Menyediakan
Instrumen yang akan dipakai
|
|
|
|
|
|
3.
|
Proses
|
·
Menjalan kan
langkah-langkah yang telah direncanakan
(Pelaksanaan
program )
·
Melihat dan mencatat
respon apa yang diberikan siswa terhadap materi
·
Mengidentifikasi
hambatan-hambatan yang dialami selama program dilaksanakan
·
Mengidentifikasi
sarana dan prasrana yang digunakan tepat/tidak
·
Sanggup/tidak
pemberi layanan
|
|
|
-siswa itu sendiri
|
-observasi
|
|
4.
|
Produk
|
·
Jumlah siswa yang
mengalami perubahan dalam disiplin
·
Minat dan motivasi dalam menerapkan disiplin
·
Membandingkan
hasil yang diperroleh dengan kriteria yang telah ditetapkan
(mengukur hasil pencapaian program)
·
Alternatif
bantuan
|
|
|
-siswa
-orang tua
-wali kelas
-guru bidang studi
|
Observasi
Wawancara
Daftar nilai harian
|
|
3.8
Instrumen
·
Tes
·
Nontest
3.9
Sumber Data
a)
Siswa
Siswa sebagai objek
dari pelaksanaan program siswa kelas XI IPS
SMA dengan jumlah siswa 40 orang.
b)
Wali kelas
Wali
kelas menjadi sumber data untuk penggunaan dokumen nilai-nilai siswa dan data
siswa yang akan ikut program.
c)
Guru bidang studi
Dalam
pelaksanaan program ini Guru bidang
studi menjadi sumber untuk mendapatkan data tentang keadaan dikelas. Selain itu
guru bidang studi sekaligus menjadi pelaksana program dalam proses pelaksaan
program dikelas.
d)
Daftar Nilai
Daftar nilai digunakan untuk
mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi secara
lisan dilihat dari nilai siswa yang rendah.
e)
Orang Tua
Untuk
mengetahui keadaan siswa pada saat diluar jam sekolah
3.9 Teknik
Analisis
Analisa data adalah mengelompokkan,
membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah
untuk dibaca. Step pertama dalam analisa adalah membagi data atas kelompok atau
kategori-kategori. Kategori tidak lain dari bagian-bagian. Beberapa ciri dalam
membuat kategori, adalah:
a. Kategori harus dibuat sesuai dengan masalah dan tujuan
penelitian.
b. Kategori harus lengkap
c. Kategori harus bebas dan terpisah
d. Tiap kategori harus berasal dari satu kaidah klasifikasi
e. Tiap kategori harus dalam satu level.
Kategori harus sesuai dengan masalah penelitian, sehingga kategori
tersebut dapat mencapai tujuan penelitian dalam memecahkan masalah. Dengan
demikian, analisa yang dibuat akan sesuai dengan keinginan untuk memecahkan
masalah. Kategori yang dibuat juga harus dapat menguji hipotesa yang
dirumuskan.
Teknik
analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang memberikan gambaran
dengan jelas makna dari indikator-indikator yang ada, membandingkan dan
menghubungkan antara indikator yang satu dengan indikator lain.
Dengan
mengunakan metode observasi dan wawancara dapat diketahui fakta yang terjadi
bahwa banyak sekali siswa yang tidak memiliki kesadaran dalam disiplin,baik
disiplin belajar maupun disiplin waktu.
3.10Kriteria
Keberhasilan
Adapun kriteria
keberhasilan yang diharapkan dari pelaksanaan program ini adalah.
ü Perubahan jumlah siswa yang disiplin > 40 % siswa
ü Perubahan minat dan motivasi dalam menerapkan disiplin
belajar jumlah siswa yang mau bertanya,
mengajukan pendapat, dan melalui penugasan yang berikan guru tepat dikumpul kan,datang ke sekolah tepat
waktu,disiplin dikelas
Daftar Pustaka
Arifin,Suharsimi.dkk.2010.Evaluasi
Program Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara.
Arifin,Zaenal.2009.Evaluasi
Pembelajaran.Bandung:Remaja Rosdokarya.
Syaefudin,Udin.2008.Inovasi
Pendidikan.Bandung:Alfabeta.
DAFTAR
ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Masalah
D.Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian
Evaluasi
b. Pengertian Program
c. Perngertian Evaluasi Program
d. Pengertian Prestasi Belajar
e. Pengertian Metode CIPP
f. Pengertian Disiplin
BAB III METEODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Defenisi Konseptual dan Opresional
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian
3.3 Prosedur Dan Kegiatan
3.4 Populasi Dan Sampel
3.5 Pengumpulan Data
3.6 Defenisi Dimensi/aspek
3.7 Instrumen
3.8 Responden
3.9 Analisis Data
3.10 Kriteria Keberhasilan
DAFTAR PUSTAKA
EVALUASI
PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN DALAM BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1
BABALAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
:
BERTHALIA
FANNY ART
Nim. 109351005
Jurusan Pendidikan Psikologi dan Bimbingan
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2011/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar